Semua ingin masuk surga
Surga merupakan sebuah tempat yang diinginkan setiap manusia baik yang durhaka kepadaNya apalagi yang ta’at. Cobalah anda tanyakan kepada orang-orang pelaku maksiat apakah mereka ingin masuk surga. Insya Allah jawaban mereka tentu ingin tetapi bla bla bla. Lihatlah reaksi para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap ummatku akan masuk surga kecuali mereka yang enggan”. Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah yang enggan itu ?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang menta’ati aku dia masuk surga dan siapa yang bermaksiat/ menyelisihiku maka sungguh dia telah enggan”. (HR. Bukhari no. 7280)
Masuk surga merupakan sebuah kenikmatan yang luar biasa
Imam Muslim meriwayatkan dari shahabat Shuhaib Ar Rumi Radhiyallahu ‘anhu, “Ketika penduduk surga telah memasuki surga, Allah Tabaroka wa Ta’ala berfirman, “Apakah kalian ingin Aku tambahkan sesuatu (kenikmatan –pen) ?” Mereka menjawab (yang artinya), “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami ? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan Engkau selamatkan kami dari neraka ?”(HR. Muslim no. 181.)
Lihatlah betapa kenikmatan masuk surga itu membuat ahli surga mengira bahwasanya tidak ada kenikmatan lain yang lebih nikmat dari dimasukkan ke dalam surga.
Nikmat Masuk Surga Bersama Keluarga
Masuk ke surga merupakan sebuah kenikmatan tiada taranya. Bahkan orang yang paling sengsara di dunia pun ketika dimasukkan ke surga dan ditanya apakah dia pernah mengalami kesusahan sedikit pun serta merta dia pun menjawab tidak pernah (silakan lihat HR. Muslim no. 2807).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,“Didatangkan dari kalangan penghuni neraka orang yang paling banyak diberi nikmat di dunia pada hari qiyamat. Kemudian dia dicelupkan di neraka sekali celupan saja. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan sebuah kenikmatan sedikit pun ?” Lalu dia pun mengatakan, “Tidak, wahai Tuhan–ku”. Dan didatangkan penghuni surga, yang dia adalah orang yang paling sengsara di dunia, lalu dia dicelupkan di surga dengan sakali celupan saja kemudian ditanyakan kepadanya, “Apakah engkau pernah merasakan sebuah kesengsaraan sedikitpun ?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Tuhan ku. Aku tidak pernah merasakan dan melihat kesengsaraan sedikitpun” (HR. Muslim no. 2807).
Jika boleh kita sederhakan terkait dengan keadaan penghuni surga tersebut, bahwa setitik kenikmatan surga melupakan berjuta kesulitan di dunia.
Namun ketika anda dapat masuk surga bersama keluarga anda maka ini merupakan kenikmatan di atas kenikmatan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).
(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu”. (QS. Ar Ro’du [13] : 22-23)
Demikian juga firman Allah Ta’ala tentang do’a para malaikat pemikul ‘Arsy Allah untuk orang-orang yang bertaubat yang artinya”…Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang sholeh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ghofir [40] : 7-8)
Demikian juga Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. Ath Thuur [52] : 21)
Maka masuk surga bersama dengan orang-orang terdekat anda merupakan sebuah kenikmatan di atas kenikmatan yang luar biasa.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk dapat masuk surga bersama keluarga ?
Setiap kita diperintahkan untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahrim [66] : 6).
Beberapa langkah yang dapat kita tempuh untuk menjaga diri kita dari neraka dan memasukkan kita dan keluarga kita ke surga adalah sebagaimana Firman Allah Ta’ala(yang artinya, “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan”. (QS. Ar Ro’du [13] : 22)
Cara lainnya juga pada Firman Allah Ta’ala yang telah lalu yaitu dengan beriman dengan sebenar-benar iman, bertaubat dan benar-benar mengikuti jalan Allah Ta’ala dan Rasul Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Cara lainnya adalah dengan memerintahkan, mengajak dan mendidik anak keturunan kita agar mendirikan sholat dan menjadi orang-orang bertaqwa serta bersabar dalam membimbing mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu.Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thoohaa [20] : 132).
Cara lainnya adalah hendaklah kita berusaha mengajak kedua orang tua kita agar menjadi orang-orang yang benar-benar beriman. Allahu Subhanahu wa Ta’ala (yang artinya) sebagaimana telah disebutkan di atas, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu (dapat juga berarti orang tua -pen) mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka (dapat juga berarti orang tua -pen) dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. Ath Thuur [52] : 21)
Jika anda seorang suami atau istri, maka jadilah suami yang shaleh atau istri yang shalehah agar kelak kembali bersanding di surga. Dari Maimun bin Mihran, “Muawiyah Radhiyallahu ‘anhu pernah melamar Ummu Darda’ namun dia menolaknya dinikahi. Dia kemudian berkata, “Aku pernah mendengar Abu Darda’ berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Seorang wanita bersama suami terakhirnya (di surga -pen)”. Sedangkan aku (istri Abu Darda) tidak ingin Abu Darda digantikan”. (Silsilah Ash Shahihah no. 1281)
Sungguh romantis nan indah ketika di dunia keluarga bahagia karena beranggotakan orang-orang yang sholeh dan sholehah lantas di akhirat kembali berkumpul bersama di surga yang penuh suka cita.
Ayo semangat beramal dan mendakwahi keluarga agar reuni di surga.
Penulis : Aditya Budiman (Alumni Mah’ad Ilmi Yogyakarta)
Muroja’ah : Ust. Abu Salman, BIS.